Bayangkan ini: Anda sedang berdiskusi serius dengan seorang teman. Tiba-tiba, dia mengaku terkejut Anda begitu mempercayai apa yang dia katakan, padahal dia tahu betul dia sering mengarang cerita. Itulah kurang lebih yang diungkapkan Sam Altman, CEO OpenAI, tentang ChatGPT. Ya, pencipta salah satu AI paling canggih di dunia ini mengaku terkejut melihat betapa banyak orang yang mempercayai "anak" ciptaannya, padahal dia sendiri tahu ChatGPT masih sering "mengarang bebas" alias berhalusinasi!
Pernyataan Altman ini tentu saja membuat alis banyak orang terangkat. Bagaimana tidak, jutaan orang di seluruh dunia kini mengandalkan ChatGPT untuk berbagai keperluan, mulai dari menulis esai, membuat kode program, hingga mencari informasi. Bahkan Altman sendiri mengaku menggunakannya untuk hal pribadi seperti mencari nasihat pengasuhan anak! Namun, ia segera menambahkan, "ini adalah teknologi yang tidak boleh terlalu Anda percayai."
Pernyataan ini bukan hanya sekadar peringatan biasa. Ini adalah pengakuan langsung dari "sumber" bahwa meskipun ChatGPT sangat mengesankan, kemampuannya untuk berhalusinasi atau memberikan informasi yang salah masih menjadi masalah signifikan. Halusinasi pada model bahasa besar (LLM) seperti ChatGPT adalah fenomena di mana AI menghasilkan informasi yang salah, tidak relevan, atau sepenuhnya dibuat-buat, namun disajikan dengan sangat meyakinkan seolah-olah itu adalah fakta.
Lalu, apa implikasinya bagi kita para pengguna setia ChatGPT?
Pertama, ini adalah pengingat krusial akan pentingnya verifikasi informasi. Jangan pernah menelan mentah-mentah apa pun yang dihasilkan oleh AI. Selalu periksa silang dengan sumber-sumber terpercaya lainnya, terutama untuk topik yang sensitif atau memerlukan akurasi tinggi. Ibaratnya, jika ChatGPT memberi Anda resep masakan, mungkin tidak masalah jika hasilnya sedikit berbeda. Tetapi jika AI itu memberikan nasihat medis atau hukum, konsekuensinya bisa fatal.
Kedua, pernyataan Altman juga menyoroti batasan etika dan keamanan dalam pengembangan AI. Jika bahkan penciptanya sendiri menyarankan untuk tidak terlalu percaya, ini berarti ada pekerjaan rumah besar bagi OpenAI dan pengembang AI lainnya untuk terus meningkatkan akurasi dan keandalan model mereka. Transparansi mengenai kemampuan dan batasan AI menjadi semakin vital.
Pada akhirnya, meskipun Sam Altman terkejut kita terlalu percaya, ironisnya, pengakuannya ini justru membangun tingkat kepercayaan yang berbeda: kepercayaan akan kejujurannya. Ini mengingatkan kita bahwa di tengah pesatnya kemajuan teknologi, pemikiran kritis dan skeptisisme yang sehat tetap menjadi alat terpenting yang kita miliki.
Jadi, lain kali Anda menggunakan ChatGPT, ingatlah kata-kata Sam Altman. Gunakanlah dengan bijak, tapi jangan pernah lupakan bahwa di balik kecerdasannya, ia masih bisa "mengarang cerita." Dan ya, bahkan CEO-nya pun mengakui itu!